Jumat, 20 Agustus 2010
PESAN DALAM SAKU - 17 Oktober '09
Satu malam ada yang mengetuk pintu usang. Wah, sepertinya melewati beranda depan penuh semangat tak terbantahkan. Ketukan sopan membuatku beranjak walaupun awalnya agak menolak. Tenang… telah kusiapkan jawaban dari salam yang kuyakini akan diucapkan.
Sama sekali tak kurasakan kekagetan. Justru ketakjuban yang sempat hinggap walau harus segera kutepis demi kenormalan. Titipan pesan yang disampaikan sangat sederhana, namun bila disuarakan kucing pun akan menoleh karena mencium ketidakberesan.
Apakah sesuatu yang tersurat harus diawali dari hal-hal yang tersirat? Ahh… kurasa buang waktu bila harus menjawab, karena semua misteri lebih hangat bila diresapi dalam hati. Cukup dalam hati. Cukup dalam hati. Minimal untuk saat ini. Minimal sampai detik ini.
Penyampai pesan ini riuh sekali. Sungguh, aku tak sempat berlari, hanya sekedar untuk melindungi luka yang masih basah, agar tak terinfeksi. Namun, abu-abu ini mulai memutih dan abu-abu itu mulai menghitam, ketika pesan telah tersampaikan tanpa syarat dan ketentuan yang terlalu merepotkan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
THE USE OF ARTIFICIAL INTELLIGENCE IN TEACHING WRITING: IS IT A DYSTOPIA?
Sumber Foto: https://www.qiteplanguage.org/majalah Nowadays, technology is required in the learning process. The integration of technology i...

-
Tribun Jateng, 13 November 2019 Keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru profesional. Selain se...
-
Karya sastra mempunyai nilai-nilai yang bersifat mendidik baik yang tersirat (makna) maupun yang tersurat. Dengan membaca karya sastra ...
-
Sumber: Dokumentasi Pribadi Buku ini super tipis 🫠seri pertama dari 12 buku Mr. BT a.k.a Bambang Trim, praktisi di bidang editing. Sejak n...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar