MENJADI IBU PEMBELAJAR DALAM LIKU PENGASUHAN
Judul buku : Happy Little Soul
Penulis : Retno Hening Palupi
Penerbit : Gagas Media
Cetakan : Keenam, 2017
Tebal : xiv+202 halaman
ISBN : 978-979-7808-86-0
There is no way to be a perfect mother, and million ways to be a good
one.
(Jill Churchill)
Menyelami kasih sayang ibu
kepada anaknya adalah proses tanpa ujung. Banyak usaha dikerahkan untuk memberi
yang terbaik bagi si buah hati. Hal itulah yang dialami dan dituangkan dalam
buku ini oleh Retno Hening, seorang ibu rumah tangga, yang dianugerahi putri
bernama Kirana. Unggahan foto dan video sang ibu di media sosial Instagram,
mampu menyedot perhatian netizen.
Akun @retnohening yang memiliki 950 ribu lebih follower terus menebar pesona seorang bocah usia 3 tahunan yang
menggemaskan.
Layaknya yang tersaji
dalam kategori buku-buku parenting,
banyak tips dan trik dalam hal pengasuhan anak dimunculkan. Namun, ada yang
membuat sajian kisah ini menjadi lebih istimewa. Kumpulan cerita ini dituturkan
langsung oleh ibu muda, yang terus memberi energi positif, walau dalam
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman pula. Seolah pembaca diajak “belajar
bersama” dalam memahami dunia anak dengan penuh cinta (hal. vii).
Dalam buku pertamanya ini,
Retno Hening memulai kisah dengan bagaimana Ia “merayu” Tuhan untuk segera
diberikan momongan. Ini menarik. Tips baik dan sederhana digelontorkan kepada
pembaca bahkan mulai dari adab berdoa dan berusaha. Dan ketika doa dikabulkan,
keluh kesah selama masa kehamilan hingga menjelang persalinan dikisahkan apa
adanya. Ya, sewajarnya ibu dengan kehamilan pertamanya. Antara bahagia, cemas,
dan tingginya harapan segera bersua dengan cahaya hatinya.
Setelah kelahiran Kirana,
tantangan belum berhenti. Bahkan “petualangan” baru tersaji apik dengan segala
kebimbangan dan kebingungan dalam melakoni peran sebagai ibu baru. Bagaimana
pilihan keukeuh-nya untuk memberikan
ASI eksklusif untuk new born baby,
dibedong atau tidak, pakai atau tanpa bedak pasca dimandikan, digendong atau
ditidurkan. Merasa banyak melakukan kesalahan, stres mendengar
komentar-komentar sekitar, masih merasakan sakit pasca persalinan, sangat
membuat tidak nyaman! Namun, Ia menyadari benar. Sebagai ibu, Ia adalah leader-nya (hal. 25). Ia harus belajar
untuk kuat pada pilihan, terus mencari informasi, dan konsultasi kepada yang
lebih ahli. Kemauan untuk terus belajar inilah yang dilakukan agar mampu
menjadi role model yang baik bagi
Kirana nantinya.
Tahap-tahap perkembangan
Kirana dilalui dengan pendampingan penuh dari ibunya. Pengalaman Retno Hening
sebagai pengajar preschool di
Yogyakarta memberi asupan positif walaupun tak lepas dari keresahan dan bahkan
ketidaksabaran dalam praktik pengasuhan. Mulai dari belajar merespons gerakan,
memahami tangisan, mengajarkan berkomunikasi, membacakan cerita, hingga
menyugesti diri sendiri bahwa Kirana akan merasa nyaman dengan
perlakuan-perlakuan yang Ia terapkan (hal. 51). Lelah? pasti! Apalagi tanpa bantuan asisten rumah
tangga dan tetap menunaikan pekerjaan rumah tangga lainnya.
Cerita tahapan pengasuhan
Kirana dalam buku terbitan Gagas Media ini memang bukan sebuah panduan mutlak.
Mengasuh anak tidak selalu soal teori. Bukankah setiap anak itu istimewa? ada
baiknya tidak memaksa anak menjadi master
dalam semua hal. Mendampingi dan mengarahkan menjadi keniscayaan bagi setiap
orang tua. Namun, praktik yang baik harus dipandu oleh teori yang mendukung.
Oleh karena itu, belajar teori parenting
kemudian disesuaikan dengan kondisi anak dan sekitarnya akan membantu
memaksimalkan potensi anak.
Melengkapi kisah yang
diselipkan tips pengasuhan, penulis juga mengajak pembaca untuk menjadi orang
tua yang kreatif. Misalnya dengan membuat mainan sendiri dari bahan bekas yang
ada di sekitar rumah, tentunya dengan turut serta mengajak anak terlibat dalam
pembuatannya. Iringi dengan sikap santai, terus berkomunikasi sepanjang
kegiatan, dan tidak memaksa. Kemudian, yang tidak kalah penting ialah menemani
bermain, sambil memberi contoh kebiasaan-kebiasaan baik yang terlihat sepele
namun sangat penting bagi anak kelak. Misalnya mengucapkan terima kasih,
meminta tolong, dan menyampaikan permintaan maaf (hal. 114).
Menjadi ibu adalah tentang
belajar. Meyakinkan diri penuh kesabaran untuk terus menggali pengetahuan baru
dan menjalani tugas yang kadang melelahkan. Menjadi ibu yang sukses tidak lah
cukup dengan capaian-capaian yang kasat mata ada dalam diri anak. Perlu
diingat, menjadi ibu adalah sebuah amanah yang kelak akan dimintai
pertanggungjawaban. Yang Maha Kuasa adalah penguat langkah untuk mampu
menjalani peran dengan rasa syukur dan bahagia.
*dimuat di koran-jakarta.com, rubrik PERADI, 17 Oktober 2017
Klik 👇
http://www.koran-jakarta.com/cerita-tentang-lika-liku-mengasuh-anak/
**posting di blog adalah versi asli yaaa... 😊
Klik 👇
http://www.koran-jakarta.com/cerita-tentang-lika-liku-mengasuh-anak/
**posting di blog adalah versi asli yaaa... 😊
Seru ya bukunya, selalu menarik baca2 pola parenting begini, nambah ilmu..
BalasHapusSaya salah satu fans bu retno hening, suka sama cara beliau mendidik kirana. Barakallah ya mbak tulisannya dimuat di koran :)
BalasHapus