Sabtu, 01 Februari 2020

MOJOK: Tentang Bagaimana Media Kecil Lahir, Tumbuh, dan Mencoba Bertahan

Sumber: Dok Pribadi


Sudah pernah akses mojok.co kan ya?

Nah, buku ini menceritakan dapur redaksinya. Iya, mungkin maunya mbuat ala-ala The Toyota Way gitu kali, hahaha. Buat saya, Mojok adalah Iqbal (Aji Daryono) dan Iqbal adalah Mojok, hahaha. Pertama kenal mojok karena tulisan-tulisannya mas Iqbal. Walau bukan awak redaksi, dia adalah kontributor kerens. Kalau di ranah akademik, tulisan mas Iqbal (khususnya selama ontrang-ontrang pilpres kemarin) bisa masuk kategori terindeks Scopus – Q1. Setelahnya, saya baru familiar dengan nama kepala sukunya, mas Puthut EA, lewat cerpen-cerpen kerennya. Diikuti, jadi follower-nya Gus Mul, si Pemred, yang selera humornya ngedhap-ngedhapi bin nggegirisi.

Dua belas awak mojok menyumbangkan tulisan pengalaman selama turut membesarkan mojok. Peran mereka berbeda-beda: awak redaksi, ilustrator, medsos content planner, webmaster, hingga kurator. Karena perbedaan itulah, pola tulisan dalam buku ini juga beda-beda (baca: njomplang). Kalau diibaratkan sebuah grafik, terus terjadi penurunan dari bagian I hingga bagian V. Drastis.

Saat mendapati tulisan mas Puthut, Bana, Gus Mul di bagian-bagian awal langsung muncul simpulan “seru nih buku!”. Namun, begitu masuk bagian II, mulai garing euy :). Eh, tapi saya maklum, buktinya tetap saya baca sampai akhir.

***

Mojok adalah media ‘kecil’ berawak 15 orang. Lahir saat perubahan-perubahan begitu cepat dan menjadi sebuah tuntutan. Skema media digital mengharuskan seluruh komponen di dalamnya pandai membaca zaman. Strategi konten, kekhasan, platform, inovasi, dan terobosan terus didiskusikan dalam internal. Apa pasal? yaaa… spesies bernama netizen maunya dimanjakan dengan tampilan berkesan.

Mojok, ternyata bukan media yang kokoh berdiri dengan trengginas. Ia pernah ambruk, tutup, menyusul banyak media-media lain yang telah berstatus “almarhum” sebelumnya. Namun, ternyata Mojok hanya mati suri. Ia hidup kembali berkat bantuan pernapasan dari Tirto.id. Kini Mojok reborn makin banyak akal dan tetap sedikit nakal. 

Sukses ya, Jok. Jangan bikin kami makin terpojok!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KULIAH PAKAR ADOBSI