HIDUP SEKALI, BERARTI, LALU MATI
Sumber: Dokumentasi Pribadi |
Alhamdulillah. Selesai lagi buku dari Ahmad Rifa'i Rif'an. Seperti biasa, bahasannya ringan dan random 😀 Walau ditata dalam tiga bagian: Hidup Sekali, Berarti, Lalu Mati, secara umum substansinya acak. Well, tetap kuselesaikan baca karena mayoritas bahasannya relate dengan keseharian. Beberapa kutipan yang ter-notice,
Bagian Pertama
Hidup adalah untuk memberi sebanyak-banyaknya, dan bukan menerima sebanyak-banyaknya. Berlombalah dalam kebaikan. Let's make a life not just a living!
Jadilah dirimu sendiri, menjadi pribadi yang tidak letih memperbaiki diri. Jangan sombong dengan kelebihanmu. Jangan malu dengan kekuranganmu. Tuhan tidak pernah salah memberi. Husnudzonlah pada Tuhan.
Kerumitan itu hanyalah persepsi yang kita ciptakan sendiri. Kebingungan kita tidak akan memperkecil bobot masalah itu. Terkadang, ada yang fokus pada masalahnya, bukan pada solusinya. Dekatilah sang penentu sukses kita!
Kita: kalau doa kayak orator, menilai sesama kayak auditor, sedangkan diri sendiri tak pernah dimonitor. Orang sukses adalah orang yang selalu kelebihan cara. Sementara orang gagal adalah orang yang kelebihan dalih. Kalau ada kemauan, kemampuan akan mengikuti.
Bagian Kedua
Betapa bahagianya ketika penilaian diri merasa rendah, dalam penilaian orang dianggap tengah-tengah, tapi di sisi Allah jadi yang paling mulia. Manusia yang hebat adalah mereka yang telah berhasil menghebatkan orang lain. Orang sukses adalah orang yang gemar menyukseskan pribadi lain.
Ada banyak pilihan yang bisa kita ambil ketika menghadapi orang yang melukai jiwa. Kita bisa menyimpan dendam di dalam dada, atau memilih untuk menjadi pribadi pemaaf yang melepas segala kesalahan yang dilakukan orang pada diri kita. I am the captain of my soul.
Kejujuran itu mencerminkan hampir keseluruhan akhlak 💚
Bagian Ketiga
Jiwa yang tenteram takpunya banyak ambisi keduniaan. Hatinya tenang dalam kesederhanaan. Hidup kita menjadi tidak lagi berpanjang angan dan neko-neko. Takut pada kematian adalah kebodohan akal. Sikap yang tepat bukanlah menakutkan kehadirannya, tapi bagaimana mempersiapkan kematian dengan indah. Husnul khatimah adalah dambaan semua muslim yang mengerti tentang makna kematian yang indah.
Komentar
Posting Komentar