Selasa, 24 September 2019

THE BASA INTERNATIONAL SEMINAR 2019




Yaps, selesai. Dua hari kemarin, saya dan teman-teman ini 'plesir akademik' ke Solo. Teman-teman FIB Sasda UNS mengadakan forum ilmiah mengenai Kajian Mutakhir Bidang Bahasa, Sastra, dam Budaya.

Plenary I diawali sajian materi dari Prof. Oman (UIN Jakarta) yang mengeksplorasi manuskrip Sheikh Muh Said (SMS). Riset beliau mengenai koleksi manuskrip keluarga SMS di Marawi City dengan pendekatan kodikologis dan filologis merupakan upaya mencari jawab atas korelasi antara Komunitas Muslim Mindanao dan dunia Melayu-Islam.

Chaterine Baron (France) merupakan narasumber kedua yang mengejawantahkan kearifan lokal dalam arti luas: air merupakan bagian dari budaya, dan termaktub dalam manuskrip-manuskrip lawas!

John Paterson (Australia) dari Yayasan Sastra Lestari sebagai narasumber ketiga hari itu mengkampanyekan urgensi digitalisasi manuskrip dan produk publikasi sastra lama. Bagaimana cara memulai, proses implementasi, program open data dengan online platform, riset dan studi lanjutan, serta rencana jangka panjang disampaikan dengan cukup detail.

Adapun, plenary II pada hari kedua diawali sajian materi yang apik dari Prof. Marlam (UNS). Beliau membentangkan kajian peribahasa Jawa. Banyak contoh disajikan, termasuk mengenai "gugatan terhadap peribahasa BI" yang disampaikan oleh praktisi Gustaaf Kusno. Dua simpulan paparan beliau: 1. Javanese proverbs function as persuasive social controls, dan 2. By understanding proverbs, we will know human nature and character!

Katrin Bandel (Germany) sebagai narasumber berikutnya menguak cara bersastra kaum 4.0 dengan lugas. Fokus paparan pada 'arranged marriages in Indonesian Novels'. Keromantisan (yang tergugat paksa karena pola perjodohan) dalam versi era modern kini ternyata tak berbeda dengan era kolonial dulu dan cukup menggugah antusiasme pembaca. Novel yang beliau kaji adalah novel 'Hati Suhita'-nya Khilma Anis (2019). ReflekS, saya langsung ingat lagu Dewa 19 -Cukup Siti Nurbaya!-

Sebagai pamungkas, Mister Kundharu (UNS) menyampaikan reviu mengenai manuskrip kami, para peserta, beserta peluangnya untuk terpublikasi dalam prosiding terindeks Scopus ðŸ˜‹. Materi, tips, dan trik yang disampaikan sama persis dengan yang beliau sampaikan dalam Klinik Manuskrip Jurnal beberapa waktu lalu di Unnes. Yang jelas, peluang manuskrip jurnal dan artikel konseptual saya sama. Dua-dua berpotensi di-reject oleh reviewer, hahaha. So, keduanya perlu direvisi segera. Hmmm... ya... ya... ya... ðŸ˜‚

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KULIAH PAKAR ADOBSI