![]() |
Sumber: Dokumentasi Pribadi |
Selesai sekali baca. Buatku, isi buku ini bukan pemahaman baru. Namun, justru berperan amat besar sebagai pengingat akan banyak hal. Pengingat akan ruang dalam diri yang perlu kontinu dibersihi dan waktu yang perlu dikosongkan, bukan sekadar diluangkan.
Jalan rohani seorang ibu, dalam konteks ini, tidak butuh panggung dan pengakuan. Ikhtiar via kelekatan dengan mushaf, doa, dzikir, saum, sedekah, dan bakti atas orangtua pun suami - bisa jadi senjata tak terlihat, jalur cepat, penjaga, sekaligus bagian dari kelayakan diri menjadi tempat turunnya rahmat dan dicukupkan-Nya pertolongan.
Jalan rohani seorang ibu, dalam konteks ini, tidak butuh panggung dan pengakuan. Ikhtiar via kelekatan dengan mushaf, doa, dzikir, saum, sedekah, dan bakti atas orangtua pun suami - bisa jadi senjata tak terlihat, jalur cepat, penjaga, sekaligus bagian dari kelayakan diri menjadi tempat turunnya rahmat dan dicukupkan-Nya pertolongan.
Laku ini butuh niat, konsistensi, dan ketulusan dalam gerak yang rutin, berulang, dan bermakna. Apalagi, era ini menghadirkan pribadi yang kadang butuh alasan untuk patuh, pribadi yang mesti ditempa untuk memaafkan berkali-kali, pribadi yang terus diuji: akankah dia akan terus memohon atau berhenti.