Jumat, 10 September 2021

APRESIASI PUBLIKASI KEAKSARAAN DI MEDIA CETAK DAN/ATAU DARING

Sumber: Dokumentasi Pribadi


Hai... senang sekali tahun ini ditetapkan sebagai penerima Apresiasi Publikasi Keaksaraan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Sudah optimis sejak dari niat mengikuti seleksi sih (SOMBONG! hahaha). Mengapa optimis? karena ini sudah kali ketiga memenangkan penghargaan sejenis, hanya beda esensi artikel dan direktorat penyelenggaranya saja. Well, tahun ini lebih baik karena dua tahun sebelumnya secara berturut-turut selalu berada di posisi finalis saja.


Sebenarnya, tahun ini aku tidak berharap "dapat" apa-apa. Why? sejak awal tahun, komitmen dan prioritas untuk proses studi lanjut memang kumaksimalkan. Apalagi, semester kemarin (awal - tengah tahun) masih proses studi lanjut yang sifatnya teoretis. Namun, begitu lihat ada seleksi ini, aku cukup yakin bisa melaju jauh. So, kusiapkan lah tiga artikel yang memang relevan dengan tema seleksi tahun ini. Ketiga artikel berjudul,


1. Mengupacarai Buku

https://linikampus.com/2021/05/17/mengupacarai-buku/ 


2. Miskonsepsi Program Literasi

http://kalaliterasi.com/2020/11/30/miskonsepsi-program-literasi/ 


3. Layanan Program Keaksaraan Adaptif Perlu Diterapkan di Tengah Pandemi Covid-19

http://metrobali.com/layanan-program-keaksaraan-adaptif-perlu-diterapkan-di-tengah-pandemi-covid-19/


Sumber: Dokumen Pribadi

Dari ketiga, tentu saja yang mendapat credit point adalah artikel ketiga. Tema artikel ketiga memang paling dekat dengan topik seleksi dan sengaja kutulis khusus untuk seleksi ini. Sementara dua artikel lainnya memang kufungsikan sebagai penguat dan "pemanis" bagi juri, dan sudah kutulis jauh-jauh hari. Mengapa temanya berkaitan? ya memang tidak disengaja, karena jauh ditulis sebelum pengumungan adanya seleksi. Artinya, memang tema seleksi biasanya tidak jauh-jauh dari artikel yang kutulis, yaitu tema literasi, perbukuan, keaksaraan, pendidikan, dsb :) Prediksi dan insting kompetensiku cukup terukur dengan menempatkan artikel pertama dalam posisi awal, hahaha... kupikir, minimal juri akan membatin "Oh, ini orang memang punya track record nulis soal tema-tema ini" :)

Apresiasi diberikan saat puncak peringatan Hari Aksara Internasional, 8 September 2021 melalui zoom cloud meeting Kemdikbudristek. Kami diundang secara khusus, diawali dengan glasi resik penerimaan penghargaan satu hari sebelumnya. Alhamdulillah, senang sekaligus manfaat karena aku turut tahu pihak-pihak mana dan siapa saja yang telah ikut mati-matian mengkonsistenkan pembelajaran keaksaraan. Ada 7 kategori yang diberikan, aku termasuk dalam kategori aspresiasi publikasi keaksaraan di media cetak dan/atau daring. Tahun depan? kita lihat saja nanti :)

Salam literasi!

Dewi Sartika A/3
22.09

Kamis, 09 September 2021

MASA-MASA AWAL BAHASA INDONESIA

Sumber: Dokumentasi Pribadi


Topik sejarah yang diangkat teman-teman womanreads @the.ladybook minggu ini membuat saya menyelesaikan buku tentang kajian masa lampau bahasa ini.

Masa lampau bahasa dikaji dalam bidang prasejarah bahasa, sejarah bahasa, dan sejarah studi bahasa. Buku ini lebih condong membahas yang kedua, mengenai sejarah bahasa Indonesia.

Menemu fakta bahwa 2 Mei 1926 sebagai hari kelahiran bahasa Indonesia ialah awal keseruan. Sepertinya saya termasuk yang terdoktrin bahwa semua tentang bahasa Indonesia bermula dari Sumpah Pemuda, 1928 🤒

Iya, beberapa keseruan lain bertubi-tubi mengikuti:

(1) berkenalan dengan Ki Hajar Dewantara, M. Tabrani, Soemanang, dan Soedarjo sebagai empat pendekar pertama bahasa Indonesia,

(2) perpindahan yang evolusioner dari bahasa Melayu ke bahasa Indonesia, yang mau tidak mau sampai pada bahasan migrasi bahasa beserta penyebarannya,

(3) peristiwa-peristiwa yang membidani hingga menemani pertumbuhannya: Kongres Pemuda I, II,  dan Kongres Bahasa Indonesia I.

Saya tentu perlu membaca manuskrip-manuskrip lain yang membahas hal yang sama sebagai pelengkap, penegas, dan (bila perlu) pembanding. 

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER MATA KULIAH PENGANTAR PENYUNTINGAN

Sumber: https://www.slideserve.com/lluvia/item-analysis


ABSTRACT

This study aims to describe the quality of the odd semester final exam items for the Introduction to Editing course for the 2020/2021 academic year at the Indonesian Literature Program, Universitas Negeri Semarang. This research is a quantitative research with descriptive method. The research subjects were 60 students. Data collection techniques were carried out by documenting. Quantitative data analysis based on level of difficulty, discriminating power, quality of distractors, validity, and reliability with 100 questions. The results of the analysis show that the quality of the odd semester final exam items in the Introduction to Editing course has a moderate level of difficulty, sufficient discriminating power, and very good distracting qualities. In addition, there are 68 valid items and 0.78 reliability in the high category. The conclusion of the study is that the odd semester final exam items for the Introduction to Editing subject need to be revised to improve the quality of the items.

Keywords: Item analysis, End of semester exam questions, Introduction to editing

*telah dipublikasikan di Jurnal Penelitian Bahtera Indonesia (Sinta 4) 
https://bahteraindonesia.unwir.ac.id/index.php/BI/article/view/121 

LOKAKARYA STIMULASI IDE DAN STRATEGI PUBLIKASI DI MEDIA DARING (ONLINE) UNTUK MEMINIMALISASI LITERACY-SHAMING

 

Sumber: https://www.graduateprogram.org/2020/08/why-you-should-get-a-masters-in-literacy/

ABSTRAK

Anggota Komunitas Guru (KG) Semarang memiliki kecenderungan berperilaku literacy-shaming yaitu merasa tidak mampu menulis meskipun sudah menguasai teori menulis dan memahami berbagai bentuk tulisan. Berdasarkan paparan informasi dari penggerak KG Semarang, terdapat tiga kendala, yaitu 1) kesulitan menemukan ide, 2) kesulitan mengeksekusi ide (no action), dan 3) kesulitan mendapatkan media publikasi. Kendala-kendala tersebut belum teratasi hingga kini. Padahal, perilaku literacy-shaming akan membawa akibat buruk apabila tidak ada upaya masif untuk meminimalisasi. Untuk meminimalisasi literacy-shaming, tim pengabdi menawarkan alternatif solusi berdasarkan kondisi mitra antara lain 1) pendampingan stimulasi ide, 2) pemantapan materi dan praktik penulisan artikel populer, dan 3) pemberian strategi publikasi artikel populer melalui media daring (online). Kegiatan ini telah dilaksanakan pada hari Sabtu, 26 Oktober 2019. Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan metode lokakarya. Dengan metode ini kegiatan dilakukan dalam bentuk 1) pendampingan stimulasi ide, 2) pemantapan materi dan praktik penulisan artikel populer, dan 3) pemberian strategi publikasi artikel populer melalui media online. Hasil program pengabdian ini sangat optimal dalam meminimalisasi literacy-shaming anggota KG Semarang. Seluruh peserta memahami materi yang disampaikan dan berusaha menindaklanjuti program pengabdian dengan terus belajar menulis setelah terstimulasi adanya banyaknya ide yang dapat di tulis. Peserta juga berusaha mempublikasikan karya-karya mereka ke berbagai media daring (online) dan masih menunggu proses review kelayakan pemuatan.

Kata Kunci: Literacy-Shaming; Stimulasi Ide; Strategi Publikasi


*telah dipresentasikan dan dipublikasikan dalam prosiding Seminar Nasional Literasi V
Univ. PGRI Semarang, 3 Desember 2020

INTEGRASI NILAI-NILAI HUMANIS DALAM BAHAN AJAR PENYUNTINGAN DENGAN PENDEKATAN PENILAIAN PORTOFOLIO

 


Sumber: https://www.slideshare.net/isnatin/penyuntingan-kel10


Abstrak

Mata kuliah Penyuntingan Bertujuan memberikan softskill bagi mahasiswa. Kompetensi yang harus dicapai ialah keterampilan menyunting, baik aspek isi (konten) maupun kebahasaan. Oleh karena itu, perkuliahan harus disertai praktik menyunting secara intensif dan kontinu. Hal tersebut harus didukung dengan bahan ajar yang memadahi. Selama ini bahan ajar yang digunakan masih sembarang tema, yang penting ada unsur yang disunting. Sebenarnya, bahan ajar Penyuntingan sangat memungkinkan bila diintegrasikan dengan tema atau muatan tertentu untuk mencapai tujuan lain yang bermanfaat pula, misalnya nilai-nilai humanis. Dalam kehidupan kampus, penerapan budaya humanistik sangat penting untuk memunculkan pribadi-pribadi yang humanis, salah satunya yang memiliki kepekaan sosial yang tinggi. Untuk lebih menyempurnakan proses pencapaian tujuan, perlu konsep penilaian yang tepat. Salah satu yang bisa digunakan ialah pendekatan penilaian portofolio. Sebagai instrumen penilaian, portofolio bukan sekadar kumpulan hasil suntingan naskah melainkan juga tes kinerja. Dengan pendekatan penilaian portofolio, akan ada proses merefleksi diri atas hasil kinerja dan ada kesempatan untuk memperbaiki bila hasil kinerja masih di bawah standar kompetensi.

Kata Kunci: Nilai-Nilai Humanis, Bahan Ajar Penyuntingan, Penilaian Portofolio


*telah dipresentasikan dan dipublikasikan dalam prosiding Forum Ilmiah XII, Seminar Internasional Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya Univ. Pendidikan Indonesia, 26 Oktober 2016

KULIAH PAKAR ADOBSI