Senin, 15 Februari 2021

AJAIB, ISTIMEWA, KACAU: BAHASA INDONESIA DARI A SAMPAI Z

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Jeda sebentar dari tugas terakhir semester awal. Selesai, 175 halaman pada akhir pekan. Bagi saya, nama Andrรฉ Mล‘ller (Swedia) cukup familier setelah  beberapa kali membaca tulisannya di Kolom Bahasa Kompas beberapa tahun belakangan.

Ajaib, Istimewa, dan Kacau merupakan pilihan kata utama yang Ia pakai untuk mengambarkan kondisi dan posisi bahasa Indonesia saat ini. Yaps, hasil peneropongannya berwujud renungan kegelisahan, sentilan atau sindiran, ketakjuban, dan rasa gemaaaaas terhadap pemakai dan pemakaian bahasa Indonesia ๐Ÿ˜„

AJAIB, mendeskripsi keunikan bahasa Indonesia dari pandangan penutur asing sepertinya. Bahasa hidup yang sederhana untuk dipelajari, tetapi ampuuuuun ketika mulai bertemu reduplikasi, bentuk pasif, sapaan yang beragam, morfologi yang variatif, logat r dan h, serta singkatan dan akronim yang bertebaran dalam komunikasi ๐Ÿ˜‚

ISTIMEWA, merujuk pada posisi bahasa Indonesia sebagai satu-satunya bahasa nasional. Peran besarnya sebagai penanda identitas dengan tetap menggandeng bahasa-bahasa daerah sungguh jempolan. Jadi ingat tulisan di twibbon-nya Badan Bahasa: bahasa daerah terawat, bahasa Indonesia bermartabat. Wuih! ๐Ÿ’Ÿ

KACAU, mengkritisi bagaimana bahasa Indonesia digunakan secara serampangan oleh penuturnya sendiri. Mล‘ller mencontohkan beberapa kekeliruan yang cukup frekuen, salah satunya penggunaan "di" sebagai preposisi dan "di-" sebagai prefiks. Berasa sepele, tetapi dalam bahasa tulis bisa jadi berakibat fatal. Dalam konteks lazim, contohnya

1. Salat boleh dilanggar.

2. Salat boleh di langgar.

Bagaimana? ๐Ÿฅด

Eksotis, Fantastis, Lucu, Sakti, Unik, dsb adalah pilihan kata lain yang digunakan Mล‘ller dalam esai-esai pendeknya dalam buku ini. Penelusuran sila dilanjutkan! ๐Ÿ“–

Rabu, 03 Februari 2021

SELAMAT TINGGAL = RI JEONG HYEOK

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Akhir pekan dan jeda semester. Selesai baca dua hari ini. Buat saya, novel ini seperti Kapten Ri ๐Ÿ˜„. Saya memang bukan drakor mania. Namun, begitu nonton 'Crash Landing on You', satire-satire seru untuk menggambarkan konflik budaya antara Korut dan Korsel, serta sosok Ri Jeong Hyeok membuat saya nonton ulang lebih dari 5x ๐Ÿคฃ. Saya pikir saya suka Hyun Bin, pemerannya. Namun, begitu nonton series lainnya dengan pemeran yang sama, eh B saja. Fixed, saya suka Kapten Ri, bukan Hyun Bin ๐Ÿ˜†


Pun sama, dari puluhan karya TL yang sebagian besar ada di rak-rak best seller itu, saya sangat hafal judul-judulnya. Namun, saya belum tertarik untuk jadi TL-ers. Topik sensitif mengenai PEMBAJAKAN BUKU lah yang membawa saya untuk menjadi pembacanya kali ini. Begitu membaca bookarazzi milik salah satu mahasiswa, judul novel ini langsung masuk 'wishlist'. Segera meluncuuuur ke toko buku, beli, baca.


Dengan dibantu co-author, saya cukup yakin TL mendesain novel ini sebagai ajang curhat pribadi ๐Ÿ˜„. TL tidak segan menampilkan satire di sana-sini. Dua favorit saya, "Lah kalau menurutmu Pram pantas mendapat penghargaan tinggi sebagai penulis, kenapa kamu menjual (dan membeli) buku bajakannya?" dan "Lihat saja, nama toko bukunya: Berkah. Dimana coba letak berkahnya menjual (dan membeli) buku bajakan?" ๐Ÿ˜† 


Selain curhat, poin utama yang ingin ditampilkan TL lewat novel ini ialah mengedukasi, bagi produsen maupun konsumennya. Yaps, saat ini yang bisa dilakukannya sebagai penulis yang karya-karyanya jadi sasaran empuk pembajakan, hanyalah sampai tataran mengedukasi saja. 


Melalui tokoh Sintong dkk, TL memberi gambaran betapa posisi penulis yang paling hancur-hancuran dalam lingkaran bisnis ilegal pembajakan buku. Miris, ketika TL mengatakan "Tentu saja murah. Di dunia bajakan, harga buku hanya dilihat dari tebal atau tipisnya saja. (mereka kan tinggal cetak/gandakan saja. Analoginya, mereka cuma ngrampok atau nyuri lah ya)" ๐Ÿคฃ


Diksi 'selamat tinggal' dipakai sebagai sebuah ajakan pascaedukasi yang dilakukan. Ajakan untuk meninggalkan atau meminimalisasi kedekatan dengan akses buku-buku bajakan. Semoga berhasil ๐Ÿ˜‡

KULIAH PAKAR ADOBSI