GREEN SCHOOL AWARD DAN FINAL LOMBA GURU UNGGUL INOVATIF SMA/MA SE-JAWA TENGAH 2016
Suasana auditorium Universitas Negeri Semarang (Unnes) agak
berbeda hari ini (11/4). Tampak antrean peserta Seminar Nasional Pendidikan ‘mengular’
sepanjang lobi utama untuk registrasi kehadiran. Melihat antusiasme peserta, kegiatan
yang diadakan atas kerjasama Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Profesi (LP3)
Unnes dengan Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ini bisa dikatakan mendapat sambutan
yang baik dari publik. Beberapa diantaranya berasal dari 100 pendaftar daring
via laman lp3.unnes.ac.id, peserta PPG SM3T, dan mahasiswa program studi kependidikan
dari berbagai fakultas di Unnes.
Selain seminar pendidikan, dilangsungkan pula pemberian
penghargaan Green School Award (GSA) 2016.
Penghargaan ini diberikan kepada sekolah yang berhasil memelihara dan melestarikan
lingkungan sebagai sekolah sehat yang mempunyai nilai-nilai konservasi. Pemenang
GSA 2016 adalah SMA Negeri 1 Bandar Batang, SMA N Ajibarang Kabupaten Banyumas,
SMK 1 Adiwerna Kabupaten Tegal, SMA Negeri 1 Pati, SMA Negeri II Banyumas dan SMK
Negeri 1 Temanggung.
Acara dilanjutkan dengan sambutan Ka LP3 dan dilanjutkan oleh rektor.
Setelahnya, acara seminar dimulai dengan moderator Dr. Ismiyanto (sepertinya
dari Fakultas Ilmu Pendidikan [FIP] Unnes). Paparan materi mengenai kesiapan
guru dalam era MEA dan pendidikan keberlanjutan disampaikan oleh Dr. Adam dari
Dirjen GTK yang mewakili Direktur GTK yang hari ini berhalangan hadir. Menurut saya,
cara penyampaiannya kurang komunikatif sehingga agak bosan berlama-lama
mendengarkan. Untung sesi pemaparan materi tidak terlalu lama. Sesi tanya jawab
dimulai dengan total enam penanya dari unsur guru, dosen Unnes, dan peserta PPG
SM3T. Sesi Tanya jawab cukup menarik dan saya mendapatkan beberapa info
mengenai kondisi yang dihadapi ketiga unsur tersebut. Misal terkait pemberian
beasiswa S3 bagi guru, evaluasi pembelajaran dengan Kurikulum 2013, jam
mengajar guru tersertifikasi, Guru Garis Depan (GGD), hingga kegalauan langkah
berikutnya para peserta PPG SM3T tahun ini.
Setelah sesi istirahat dan salat. Acara dilanjutkan dengan Final
Guru Unggul Inovatif SMA/MA Se-Jawa Tengah 2016. Setiap tahun Unnes rutin
mengadakan lomba ini, namun baru kali ini aku turut menyaksikan. Istimewanya
lagi, sesi ini kusaksikan bersama mahasiswa mata kuliah Pengajaran Mikro. Dengan
menyaksikan acara ini, kiranya ada pemodelan inovasi guru dalam mengajar
sebagai bekal mereka saat mengajar nanti. Berharap pula, beberapa tahun ke
depan, mahasiswa-mahasiswaku inilah yang akan menjadi finalis. Aamiin.
Finalis terbaik yang tampil hari ini berjumlah lima guru. Mereka
mengampu mata pelajaran yang berbeda-beda. Ada yang mengajar Kimia, Sejarah, IPS,
bahasa Indonesia, dan Fisika. Aku membekali mahasiswa dengan lembar observasi
mengajar, sehingga mereka dapat turut melakukan pencermatan, bagian dari proses
pembelajaran mana yang sudah/belum muncul sekaligus memberi penilaian dengan rentang
skor 1-5. Sesekali kami berdiskusi, memberi komentar, dan menanggapi. Seru sekali.
Namun rentang waktu @25 menit membuat kami agak lelah pula berlama-lama. 15
menit terakhir dari finalis kelima, akhirnya menyerah, keluar! Over all, saya
mendukung finalis nomor 2. Beliau ialah ibu Dwi Hastuti, M.Pd. dari SMA Negeri
1 Rembang. Penampilannya ruarrrrr
biasa tenang, sangat tenang! Pola mengajarnya tertata, ora grusa-grusu namun cekatan. Inspiratif!
*Belajar baik dari siapapun! w/love
Komentar
Posting Komentar