Minggu, 09 April 2017

-PUSING DENGAN MOOD SWING-



Minggu pagi ini, seperti biasa, jadwal Kinash latihan menari di Kampung Budaya (Kambud), UNNES. Seperti  sebelumnya pula, begitu bangun dan selesai mandi, saya selalu menanyakan: "Hari ini nari, Dhek?" dan dia menjawab mantap "Iya, Mah!". Pertanyaan itu lebih pada memastikan kesiapan Kinash untuk beraktivitas.

Sampai Kambud, Kinash menunggu pelatih menyiapkan peralatan sambil bermain di sekitar gapura depan. Begitu sesi latihan akan dimulai, tiba-tiba dia bergelayut, bersembunyi di balik punggung, sama sekali tidak mau bergabung dalam latihan, dan mulai merajuk minta pulang. Hmmm... saya masih tenang, paling karena belum tune in saja dengan teman-teman.

Sesi pertama selesai, Kinash tetap bergeming. Pertanyaan ada apa, mengapa, hingga puluhan bujukan seolah tak mempan menggugurkan keinginannya untuk pulang, yang kini disertai rengekan dan teriakan. Dalam keadaan demikian, saya hampir nyerah untuk memenuhi keinginannya, toh tak baik memaksakan. Namun, tiba-tiba terbersit kekhawatiran, bila kali ini dipenuhi bisa saja kejadian/perilaku serupa akan diulang.

"Ya sudah, hari ini lihat saja teman-teman latihan!". Dia mengangguk dan mulai tenang. Saya tak terlalu heran (basicly mamanya ini juga moody-an, hahaha). Hanya saja, mood swing-nya cukup membuat kelabakan. Dalam hati, saya (terus) mengingatkan diri sendiri untuk tidak sampai keluar kata-kata mengancam dan tidak sampai pula menjanjikan iming-iming apapun agar dia mau kembali latihan. Dengan sedikit persediaan sabar, beberapa kali saya mengingatkan bahwa dia sudah menyatakan "ya" untuk berlatih sebelum berangkat. Akhirnya perlahan dia berdiri, meraih tangan saya, pertanda minta diantar masuk area latihan. Sejurus kemudian, saya memberikan acungan jempol dari pinggir sisi kanan.

Ada yang saya pelajari kemudian (1) Sangat mungkin, masih sangat sulit bagi anak usia 4-tahunan untuk mengungkapkan secara verbal perubahan cepat atas ketidaknyamanannya dalam suatu keadaan; (2) Bila hal ini terjadi kembali, tega tak tega, mesti dituntaskan dengan menjauhkan kekerasan lisan (bentakan, omelan, dll) apalagi kekerasan fisik (cubitan, hentakan, dll); (3) your children need your presence more than your presents! :)

*Mom Kinash

11 komentar:

  1. Anak-anak memang masih begitu, ya Mbak. eh kadang aku yang sudah tua juga kena mood swing juga. ehehehe.

    Btw aku lihat gambar latihan narinya lucu banget... anak2 imut2 belajar nari. loooveee!

    BalasHapus
  2. Cara menghindari mood swiing, ibu dan anak kudu happy, banyak refreshing mbak, dan bantuan kerjaan rumah oleh sang ayah juga membantu agar ibu gak lelah sehingga anak dan ibu gak mood swing berlebihan.

    BalasHapus
  3. Iyaa anak2 kadang suka gt, dr rumah bilang A, sampai lokasi pengennya B. Kadang aku yo jengkel xixi, tapi emang natur nya bocah gt kali ya.

    BalasHapus
  4. Iya kadang kalau sudah begitu, jadi ketularan emosi akunya karena sudah capek antar eh anaknya malah mogok..bertaring deh akuhh emang kudu lebih sabar lagi jadi mamak..

    BalasHapus
  5. Ah orang dewasa saja kalau pas mood jelek muncul.sering tak.bisa menjelaskan secara verbal ya..apalagi anak2.. Jempol utk kesabarannya mba..

    BalasHapus
  6. Betul banget. Kalau anak usia segitu memang blm terpetakan apa passionnya. Tugas kita hanya memperkenalkan sebanyak-banyaknya pengalaman tentang segala sesuatu dengan cara yg nyaman. Supaya kesannya tetap positif dan siapa tau jadi passionnya.

    BalasHapus
  7. Anakku yang mudah berubah mood nya itu si bungsu, ternyata karna ada darah seni mengalir hihiii. Enggak juga sih ya, emang anaknya moody waktu maasih usia sekolah dasar. Jadi ya aku yang harus belajar mengenal kapan mood nya yang ini muncul. Dan biasanya aku ajakin kegiatan di rumah yang dia sukai sepereti main air di kolam, nguber-nguber ikan, ahahahaha

    BalasHapus
  8. Bener banget nih, presence lebih punya value ya dibandingkan presents. Kesiapsediaan orang tua berada di sisinya bisa jadi terapi paling mujarab untuk mengatasi mood swing.

    BalasHapus
  9. Memasuki usia 4 tahun, perkembangan emosional anak2 makin kerasa...kehadiran ortu untuk merespon emosi serta perrubahannya memang penting bgt agar kelak sampai besar anak2 lebih ekspresif dan bisa memenej emosinya krn tahu dia direspon dan merasa aman

    BalasHapus

KULIAH PAKAR ADOBSI