NILAI EDUKATIF DALAM KARYA SASTRA
Karya sastra mempunyai nilai-nilai yang bersifat mendidik baik yang tersirat (makna) maupun yang tersurat. Dengan membaca karya sastra diharapkan pembaca mampu menemukan nilai-nilai kehidupan dalam bermasyarakat. Namun nilai dalam karya sastra tidak dapat diperoleh begitu saja, tetapi harus melalui pemahaman yang tinggi.
Wawasan yang terkandung dalam karya sastra akan selalu berhubungan dengan bermacam-macam nilai kehidupan yang bermanfaat bagi pembaca. Nilai kehidupan akan ditemukan setelah memahami suatu peristiwa yang akan menjalin cerita serta mengambil kesimpulan dari dalamnya, atau mungkin lewat pernyataan dan komentar yang secara eksplisit ditampilkan oleh pengarang.
Karya sastra mengandung suatu hubungan yang mendalam dengan suatu masyarakat atau peradaban dan kebudayaan, maka dikatakan karya sastra tersebut mengandung nilai kultural. Karya sastra akan mengandung nilai-nilai agama, sosial, estetis, dan moral, jika dalam karya sastra terpancar ajaran-ajaran tentang kebaikan dalam berpikir dan bertindak. Manfaat-manfaat itulah yang disebut dengan nilai edukatif.
Untuk memperoleh nilai didik tersebut salah satu usaha yang paling tepat, yaitu mengapresiasi karya sastra. Dengan membaca, memahami, dan merenungkan karya sastra, kita akan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari apa yang telah kita baca.
Nilai edukatif yang terdapat dalam karya sastra, antara lain: nilai edukatif agama, nilai edukatif sosial, nilai edukatif estetis, dan nilai edukatif moral. Keempat nilai tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1)Nilai Edukatif Agama
Mangunwijaya mengemukakan bahwa agama lebih menunjuk pada lembaga kebaktian kepada Tuhan dengan hukum-hukum yang resmi religiusitas atau totalitas kedalaman pribadi manusia kepada Tuhan. Dengan demikian, religius bersifat mengatasi, lebih mendalam, dan lebih luas dari agama yang tampak, formal, dan resmi.
Nilai agama menjunjung tinggi sifat-sifat manusiawi, hati nurani yang dalam, harkat dan martabat serta kebebasan pribadi yang dimiliki oleh manusia. Nilai agama sifatnya mutlak untuk setiap saat dan keadaan. Semua manusia yang beragama yakin dan percaya karena ajaran agama merupakan petunjuk hidup yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia. Sudah menjadi kewajiban manusia sebagai hamba untuk selalu tunduk dan taat pada aturan-Nya. Bagi manusia yang beragama dan beriman, nilai ini dijadikan dasar atau pijakan utama dalam mencapai tujuan hidupnya. Hal ini sifatnya universal bagi semua ajaran agama. Pemahaman nilai agama yang tinggi akan menjadikan manusia saling mengasihi.
2)Nilai Edukatif Sosial
Sastra sebagaimana halnya dengan karya seni yang lain, hampir setiap zaman memegang peranan penting, karena ia hampir selalu mengekspresikan nilai-nilai kemanusiaan terutama ditengah-tengah kehidupan modern yang ditandai dengan adanya kemajuan teknologi. Jadi, dengan membaca karya sastra diharapkan perasaan kita lebih pada tahap persoalan-persoalan kemanusiaan, lebih dalam penghayatan sosialitas dan lebih mencintai kebenaran dan keadilan.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Burhan Nurgiyantoro yang menyatakan bahwa banyak karya sastra yang bernilai tinggi, yang di dalamnya menampilkan pesan-pesan moral, biasanya lahir di tengah-tengah masyarakat yang dilihat atau dirasakan oleh pengarang. Pengarang umumnya tampil sebagai pembela kebenaran dan keadilan, ataupun sifat-sifat luhur kemanusiaan yang lain.
Kesadaran terhadap nilai-nilai sosial akan membawa manusia pada kesadaran bahwa dalam hidup dia tidak akan lepas dari bantuan orang lain. Kesadaran itu mutlak diperlukan agar dalam setiap tindakan memiliki batas-batas tertentu dan selalu mengukur semua perbuatan dengan kacamata kemanusiaan. Ukuran tindakan manusia sebagai bagian dari masyarakat secara keseluruhan, bukan berapa besar tindakan itu menguntungkan dirinya, melainkan berapa jauh tindakan itu menguntungkan serta menyempurnakan kemanusiaan masyarakat lain di sekitarnya.
3)Nilai Edukatif Estetis
Karya sastra, pada hakikatnya mengandung nilai estetika atau keindahan. Karya sastra disamping menunjukkan sifatnya yang kreatif, juga merupakan penerang yang mampu memimpin manusia mencari nilai-nilai yang dapat menolongnya untuk menemui hakikat kemanusiaan yang berkepribadiaan. Karya sastra mempunyai kandungan amanat spiritual yang membalut estetika.
Karya sastra mengandung nilai estetika sebagai bentuk pendidikan keindahan yang bertujuan mendidik seseorang agar dapat merasakan, menikmati, dan mencintai segala sesuatu dengan norma-norma keindahan. Hal ini sejalan dengan sifat karya sastra yang dulce et utile, bahwa setiap karya sastra selain indah juga harus memberikan manfaat.
4)Nilai Edukatif Moral
Moral dalam karya sastra biasanya mencerminkan pandangan hidup pengarang yang bersangkutan, pandangan tentang nilai-nilai kebenaran dan hal itulah yang ingin disampaikan kepada pembaca. Karya sastra senantiasa menawarkan pesan moral yang berhubungan dengan sifat-sifat luhur kemanusiaan, memperjuangkan hak dan martabat manusia.
Moral identik dengan agama, sosial, serta nilai-nilai kehidupan yang berlaku dalam masyarakat. Pendidikan moral itu sendiri terkait erat dengan budi pekerti yang tercermin melalui tingkah laku seseorang. Karya sastra yang dinikmati oleh banyak kalangan bertujuan mempengaruhi pembaca, sehingga karya sastra yang baik tentunya mampu memberikan pengertian yang baik pula.
Penulis: Santi Utami
'dimuat di Majalah Pendidikan DERAP GURU JATENG'
Perkaya bahasa dan sastra kita, dengan pendidikan terbukti bisa, mba santi sebagai orang muda yang cendikia harus tetap majukan bahasa dan sastra Indonesia, jangan sampai dijajah oleh bangsa lain.
BalasHapus