PENDIDIKAN LITERASI
Dok: Sumber Pribadi |
Pagi hari dan literasi. Agaknya, literasi masih terus menjadi bahasan empuk hingga kini. Ia masih terus dikaji dari berbagai perspektif, termasuk dalam esensi buku ini. Prof. Sarwiji enggan mempersepsi literasi hanya sekadar tipis di area permukaan, yaitu seputar aktivitas membaca dan menulis saja. Beliau membawa perspektif literasi hingga ranah bermasyarakat dan berbangsa. Sudut pandang kajian tak pula melulu dijejali dengan pengertian yang deskripsional. Ada upaya pembangunan generasi literat yang disampaikan. Berharap para pemangku kepentingan (stakeholder) turut bahu membahu mengimplementasikan.
Dalam konteks pendidikan, pembelajaran bahasa
Indonesia (pun guru bahasa Indonesia) tidak terlepas dari aktivitas berliterasi
di sekolah. Cukup rasional, karena anggapan awal bahwa literasi pasti
berhubungan dengan membaca dan menulis. Dalam lingkup sekolah kemudian
diejawantahkan dalam bentuk Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Namun, bila
menelisik konsep literasi lebih dalam, amatlah dangkal bila literasi sekadar “ditasbihkan”
dalam program membaca buku nonteks pelajaran selama 15 menit pada awal
pembelajaran. Fixed, telah terjadi miskonsepsi literasi!
Miskonsepsi tersebut pula lah yang menarik saya
untuk menjadikannya sebagai topik riset tahun ini. Pun, adanya Diskusi kecil dengan Rizqy
Rahmat Hani, alumnus kerens yang sedang gencar menyalakan api literasi bagi negeri
lewat Kampus Cikal. Tidak
berharap muluk dari hasil riset nanti. Namun, semoga (minimal) bisa memberi
sedikit ide untuk mereduksi miskonsepsi dan kemudian me-redesain program atau
aktivitas terkait literasi. Peduli amat akhirnya dari mana sumber pendanaan
risetnya nanti. Bukankah berada pada level merasa nyaman dengan apapun topik
riset yang sedang digeluti mesti dimulai dari diri?
Terakhir, bahasan pada BAB IV buku ini cukup
menarik dengan dimunculkannya tantangan untuk mencetak peluang berwirausaha di
bidang literasi. Potensi yang besar di bidang teknologi informasi melalui literasi
digital/literasi teknologi/literasi media, misalnya, perlu digarap dengan
optimal. Penyiapan kebijakan, regulasi, dan panduan rancangan serta
implementasi program pengembangan wirausaha literasi perlu segera diagendakan.
Komentar
Posting Komentar