Rabu, 11 Maret 2020

PENDIDIKAN LITERASI

Dok: Sumber Pribadi


Pagi hari dan literasi. Agaknya, literasi masih terus menjadi bahasan empuk hingga kini. Ia masih terus dikaji dari berbagai perspektif, termasuk dalam esensi buku ini. 
Prof. Sarwiji enggan mempersepsi literasi hanya sekadar tipis di area permukaan, yaitu seputar aktivitas membaca dan menulis saja. Beliau membawa perspektif literasi hingga ranah bermasyarakat dan berbangsa. Sudut pandang kajian tak pula melulu dijejali dengan pengertian yang deskripsional. Ada upaya pembangunan generasi literat yang disampaikan. Berharap para pemangku kepentingan (stakeholder) turut bahu membahu mengimplementasikan.

Dalam konteks pendidikan, pembelajaran bahasa Indonesia (pun guru bahasa Indonesia) tidak terlepas dari aktivitas berliterasi di sekolah. Cukup rasional, karena anggapan awal bahwa literasi pasti berhubungan dengan membaca dan menulis. Dalam lingkup sekolah kemudian diejawantahkan dalam bentuk Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Namun, bila menelisik konsep literasi lebih dalam, amatlah dangkal bila literasi sekadar “ditasbihkan” dalam program membaca buku nonteks pelajaran selama 15 menit pada awal pembelajaran. Fixed, telah terjadi miskonsepsi literasi!

Miskonsepsi tersebut pula lah yang menarik saya untuk menjadikannya sebagai topik riset tahun ini. Pun, adanya Diskusi kecil dengan Rizqy Rahmat Hani, alumnus kerens yang sedang gencar menyalakan api literasi bagi negeri lewat Kampus Cikal. Tidak berharap muluk dari hasil riset nanti. Namun, semoga (minimal) bisa memberi sedikit ide untuk mereduksi miskonsepsi dan kemudian me-redesain program atau aktivitas terkait literasi. Peduli amat akhirnya dari mana sumber pendanaan risetnya nanti. Bukankah berada pada level merasa nyaman dengan apapun topik riset yang sedang digeluti mesti dimulai dari diri?

Terakhir, bahasan pada BAB IV buku ini cukup menarik dengan dimunculkannya tantangan untuk mencetak peluang berwirausaha di bidang literasi. Potensi yang besar di bidang teknologi informasi melalui literasi digital/literasi teknologi/literasi media, misalnya, perlu digarap dengan optimal. Penyiapan kebijakan, regulasi, dan panduan rancangan serta implementasi program pengembangan wirausaha literasi perlu segera diagendakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KULIAH PAKAR ADOBSI