ANTUSIAS MENAPAK TILAS DENIAS
Sumber Foto: http://pilea-eureka.blogspot.com/ |
Senang banget. Iya, begitu gambaran
perasaan ketika aku berada di dalam mobil jeep warna putih sore jelang petang hampir
15 tahun lalu. Mobil kekar itu membawaku dari Timika menuju Tembagapura, kota
di atasnya. Jalannya terjal menanjak di jalanan keras bebatuan khas pegunungan.
Aku yang duduk di bagian belakang terombang-ambing dan beberapa kali ingin
muntah, mual sekali. Sesekali aku melirik lewat jendela samping, wuuuh… awan
putih bersih bergumpal-gumpal ada tepat di sebelah kaca. Spontan aku nyeplos: “Kayak
di (film) Denias ya”, dan sopir jeep dengan lekas menyahut: “Kan memang shooting-nya
di sini”.
===
Denias kutonton sebelum berangkat ke Tembagapura tahun 2007 lalu. Aku menyetujui kontrak mengajar persiapan ujian akhir bagi para peserta didik SMP di bawah Yayasan Pendidikan Jayawijaya. Ada dua tim yang berangkat, satu tim bertugas di Mimika dan satu tim bertugas di Tembagapura. Aku masuk tim yang bertugas di Tembagapura. Sesuai briefing awal, aku mengajar di sebuah sekolah yang berada dalam area PT Freeport Indonesia. Yang kutahu kemudian, Denias diangkat dari kisah nyata seorang anak bernama Janias, yang merupakan alumnus sekolah tempatku bertugas. Bahkan, banyak guru-guru sejawatku di sekolah tersebut yang terlibat sebagai cameo.
===
Alam Papua yang menakjubkan adalah
visual yang terekam kuat dalam ingatan begitu rampung menonton film Denias.
Selain hal itu, kisah perjuangan seorang anak daerah dengan setting
sekolah, kostum khas, kondisi masyarakat sekitar sungguh memberi wawasan baru
buatku. Denias ada dalam daftar ingatan awal yang muncul ketika aku ditanya: “Apa
film favoritmu?” Bersyukur sekali, aku berkesempatan mengunjungi, menikmati,
menghirup udara Papua, yang sebelumnya hanya kulihat di dalam film Denias. Aku
tak mengerti detail mengenai kesenjangan atau politik kepentingan yang muncul
di sana, tetapi aku menyaksikan bagaimana masyarakat asli tetap mempertahankan
kekhasan yang dimilikinya. Beberapa kekhasan tersebut tercermin kuat pada
beberapa peserta didikku pula. Kekhasan tersebut antara lain nama diri, pemertahanan
bahasa asli dalam komunikasi sehari-hari, noken yang senantiasa menemani, dsb.
Semoga, suatu hari nanti bisa berkunjung ke sana lagi.
#1W1P
#GandjelRel
Komentar
Posting Komentar