Kamis, 24 November 2022

PREVENTIF ATAS KONTEN SENSITIF

Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi

 

Beberapa minggu lalu, jagad Twitter dihebohkan dengan kemunculan konten bertajuk “kebaya merah”. Selintas, penggunaan diksi yang viral ini cukup provokatif bagi yang baru mendengar atau membaca. Memang ada apa dengan kebaya merah? Begitu dominan respon awal yang muncul. Setelah ditelusur lebih dalam, istilah ini dipakai untuk mendeskripsi wanita dalam satu video berkonten dewasa yang mengenakan baju kebaya berwarna merah. Tak ayal, cukup banyak yang terkecoh dengan istilah tersebut, tak terkecuali pengguna Twitter yang masih remaja atau (bahkan) masih berusia di bawah umur.


Banyak pihak, terutama orang tua tentu telah mengupayakan berbagai cara agar anak-anak tidak terpapar konten-konten yang demikian. Namun, kemerdekaan akses dan minimnya pendampingan saat anak-anak berselancar (searching), kadang menjadi pembuka kran atas akses konten-konten tersebut. Apalagi, penggunaan istilah yang mendukung viralitas konten juga tidak dapat selalu ditebak. Makin provokatif, makin intimidatif untuk membunuh rasa penasaran. Selain itu, tidak dapat dipungkiri, pendampingan maksimal tentu hal yang mustahil ketika orang tua atau orang dewasa di sekitar anak harus bekerja serta beraktivitas lain pula. Pun, anak-anak tidak selalu mengakses keseluruhan konten dengan perangkat atau jaringan internet di rumah.


Beberapa praktisi dalam berbagai bidang, seperti bidang pengasuhan (parenting), bidang literasi digital, bidang komunikasi memberi cukup banyak tips yang perlu diupayakan orang tua dalam meminimilisasi dampak buruk akses terhadap konten-konten yang belum sesuai usia anak. Upaya tersebut lebih mengarah kepada upaya preventif, antara lain mengaktifkan google safesearch mode, screentime mode, dan parenting controls mode. Aktivasi atas beberapa mode yang tersedia tersebut tentu bukan tanpa konsekuensi. Namun, upaya perlu dicoba daripada muncul penyesalan nanti.


Aktivitas google safesearch mode dapat diaktifkan dengan melakukan pengaturan atas peramban (browser) yang biasa digunakan oleh anak. Selain itu, mengaktifkan penelusuran aman juga akan memberi level penggunaan yang lebih “bersih” bagi anak. Keseluruhan perangkat perlu untuk dicek secara berkala oleh orang tua untuk memastikan apakah pengaturan yang telah dilakukan masih berjalan. Pengguna iPhones atau iPads dapat pula memanfaatkan fasilitas screentime mode untuk mengendalikan penggunaan gawai atau tablet oleh anak. Adapun fasilitas parenting controls mode, salah satunya memberi penawaran untuk pemantauan penggunaan media sosial. Beberapa fitur-fitur tersebut dapat dipelajari, disimulasi, dan diberdayakan oleh orang tua untuk menunjang upaya preventif meminimalisasi paparan konten-konten sensitif bagi anak.


#1W1P
#GandjelRel

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KULIAH PAKAR ADOBSI