PREVENTIF ATAS KONTEN SENSITIF
Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi |
Beberapa minggu lalu, jagad Twitter
dihebohkan dengan kemunculan konten bertajuk “kebaya merah”. Selintas,
penggunaan diksi yang viral ini cukup provokatif bagi yang baru mendengar atau
membaca. Memang ada apa dengan kebaya merah? Begitu dominan respon awal yang
muncul. Setelah ditelusur lebih dalam, istilah ini dipakai untuk mendeskripsi
wanita dalam satu video berkonten dewasa yang mengenakan baju kebaya berwarna
merah. Tak ayal, cukup banyak yang terkecoh dengan istilah tersebut, tak
terkecuali pengguna Twitter yang masih remaja atau (bahkan) masih berusia di
bawah umur.
Banyak pihak, terutama orang tua tentu telah
mengupayakan berbagai cara agar anak-anak tidak terpapar konten-konten yang
demikian. Namun, kemerdekaan akses dan minimnya pendampingan saat anak-anak
berselancar (searching), kadang menjadi pembuka kran atas akses
konten-konten tersebut. Apalagi, penggunaan istilah yang mendukung viralitas
konten juga tidak dapat selalu ditebak. Makin provokatif, makin intimidatif
untuk membunuh rasa penasaran. Selain itu, tidak dapat dipungkiri, pendampingan
maksimal tentu hal yang mustahil ketika orang tua atau orang dewasa di sekitar
anak harus bekerja serta beraktivitas lain pula. Pun, anak-anak tidak selalu
mengakses keseluruhan konten dengan perangkat atau jaringan internet di rumah.
Beberapa
praktisi dalam berbagai bidang, seperti bidang pengasuhan (parenting),
bidang literasi digital, bidang komunikasi memberi cukup banyak tips yang perlu
diupayakan orang tua dalam meminimilisasi dampak buruk akses terhadap
konten-konten yang belum sesuai usia anak. Upaya tersebut lebih mengarah kepada
upaya preventif, antara lain mengaktifkan google safesearch mode, screentime
mode, dan parenting controls mode. Aktivasi atas beberapa mode
yang tersedia tersebut tentu bukan tanpa konsekuensi. Namun, upaya perlu dicoba
daripada muncul penyesalan nanti.
Aktivitas
google safesearch mode dapat diaktifkan dengan melakukan pengaturan atas peramban
(browser) yang biasa digunakan oleh anak. Selain itu, mengaktifkan
penelusuran aman juga akan memberi level penggunaan yang lebih “bersih” bagi
anak. Keseluruhan perangkat perlu untuk dicek secara berkala oleh orang tua
untuk memastikan apakah pengaturan yang telah dilakukan masih berjalan.
Pengguna iPhones atau iPads dapat pula memanfaatkan fasilitas screentime
mode untuk mengendalikan penggunaan gawai atau tablet oleh anak.
Adapun fasilitas parenting controls mode, salah satunya memberi
penawaran untuk pemantauan penggunaan media sosial. Beberapa fitur-fitur
tersebut dapat dipelajari, disimulasi, dan diberdayakan oleh orang tua untuk
menunjang upaya preventif meminimalisasi paparan konten-konten sensitif bagi
anak.
#1W1P
#GandjelRel
Komentar
Posting Komentar