![]() |
Sumber: Dokumentasi Pribadi |
![]() |
Sumber: Dokumentasi Pribadi |
![]() |
Sumber: Dokumentasi Pribadi |
Dalam BI secara umum bentuk kata terdiri atas kata dasar/bentuk dasar/kata asal/dasar kata dan kata bentukan/kata turunan/kata berimbuhan/kata jadian. Pembentukan kata dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai cara, yaitu pengimbuhan, penggabungan antarkata dasar, penggabungan unsur terikat dan kata dasar, pengulangan, dan pengakroniman. Pengimbuhan terdiri atas prefiks, sufiks, infiks, dan konfiks. Prefiks meng- dan peng- paling banyak menimbulkan masalah karena dapat mengalami perubahan bentuk jika digabungkan dengan kata dasar yang berawal dengan huruf tertentu. Awalan meng- dan peng- berubah menjadi menge- dan penge- jika dirangkaikan dengan kata dasar yang hanya terdiri atas satu suku kata. Huruf /k/, /p/, /t/, dan /s/ pada gugus konsonan tersebut tidak luluh apabila mendapat imbuhan, baik meng- maupun peng-, kecuali huruf awal /p/ jika mendapat imbuhan peng-.
Unsur -isasi yang sering digunakan dalam bahasa Indonesia berasal dari -isatie (Belanda) atau -ization (Inggris). Imbuhan itu sebenarnya tidak diserap ke dalam bahasa Indonesia. Meskipun demikian, imbuhan itu ada dalam pemakaian bahasa kita karena diserap secara bersama-sama dengan bentuk dasarnya. Contoh: modernization --- modernisasi. Imbuhan asing -wan dan -man berasal dari bahasa Sanskerta. Kehadiran imbuhan itu telah diterima di dalam bahasa Indonesia sebagai bentuk kata yang menyatakan 'orang'. Contoh: seniman, karyawan, wartawan. Penggunaan kedua imbuhan tersebut sebenarnya dalam pengertian netral, tidak membedakan jenis kelamin. Sungguhpun demikian, ada kecenderungan pemakai bahasa menggunakan -man dan -wan sebagai penanda jenis kelamin laki-laki, sedangkan jenis kelamin wanita dinyatakan dengan imbuhan -wati. Hal tersebut memunculkan bentukan kata seniwati, karyawati, wartawati.
Eufemisme adalah kata atau ungkapan yang dirasa lebih halus untuk menggantikan kata atau ungkapan yang dirasa kasar, vulgar, dan tidak sopan. Misalnya: bodoh --- kurang pandai, miskin --- kurang mampu, dsb. Namun, pemakai bahasa tidak seharusnya terjebak pada penggunaan eufemisme yang terkesan menyembunyikan fakta. Misalnya: ditangkap polisi --- diamankan polisi, harganya dinaikkan --- harganya disesuaikan.
Ungkapan dan lain-lain, dan sebagainya, dan seterusnya sebaiknya tidak digunakan secara sembarangan. Ungkapan 'dan lain-lain' digunakan untuk mengungkapkan perincian lebih lanjut yang sifatnya berbeda-beda. Misalnya: Peralatan yang diperlukan dalam kegiatan tersebut adalah bolpoin, komputer, tas, dan lain-lain. Ungkapan 'dan sebagainya' digunakan untuk mengungkapkan perincian lebih lanjut yang sifatnya mirip atau sejenis. Misalnya: Jenis-jenis logam itu adalah emas, perak, timah, dan sebagainya. Ungkapan 'dan seterusnya' digunakan untuk mengungkapkan perincian lebih lanjut yang sifatnya berurutan. Misalnya: Bagian yang harus dibaca pada buku itu adalah BAB I, BAB II, BAB III, dan seterusnya.
Idiom adalah dua kata atau lebih yang maknanya tidak dapat dijabarkan dari makna unsur-unsur pembentuknya. Misalnya, banting tulang, kambing hitam, naik daun, kembang desa, mata keranjang, dan sebagainya. Ketika akan menggunakan suatu kata, pemakai bahasa harus mempertimbangkan apakah kata-kata yang akan digunakan itu layak pada zaman tertentu atau tidak. Contoh: ganyang, antek, kelompencapir, anjangsana, ABRI masuk desa --- hanya layak digunakan pada zamannya. Kata jam dan pukul - sering dikacaukan pemakaiannya. Kata jam digunakan untuk menyatakan makna 'durasi atau jangka waktu', 'arloji', atau 'alat penunjuk waktu'. Adapun, kata pukul menyatakan 'waktu atau saat'. Contoh:
Mereka akan berangkat pukul 09.30.
Para pekerja di Indonesia rata-rata bekerja selama delapan jam sehari.
![]() |
Sumber: Dokumentasi Pribadi |
Alhamdulillah. Selesai lagi buku dari Ahmad Rifa'i Rif'an. Seperti biasa, bahasannya ringan dan random 😀 Walau ditata dalam tiga bagian: Hidup Sekali, Berarti, Lalu Mati, secara umum substansinya acak. Well, tetap kuselesaikan baca karena mayoritas bahasannya relate dengan keseharian. Beberapa kutipan yang ter-notice,
Bagian Pertama
Hidup adalah untuk memberi sebanyak-banyaknya, dan bukan menerima sebanyak-banyaknya. Berlombalah dalam kebaikan. Let's make a life not just a living!
Jadilah dirimu sendiri, menjadi pribadi yang tidak letih memperbaiki diri. Jangan sombong dengan kelebihanmu. Jangan malu dengan kekuranganmu. Tuhan tidak pernah salah memberi. Husnudzonlah pada Tuhan.
Kerumitan itu hanyalah persepsi yang kita ciptakan sendiri. Kebingungan kita tidak akan memperkecil bobot masalah itu. Terkadang, ada yang fokus pada masalahnya, bukan pada solusinya. Dekatilah sang penentu sukses kita!
Kita: kalau doa kayak orator, menilai sesama kayak auditor, sedangkan diri sendiri tak pernah dimonitor. Orang sukses adalah orang yang selalu kelebihan cara. Sementara orang gagal adalah orang yang kelebihan dalih. Kalau ada kemauan, kemampuan akan mengikuti.
Bagian Kedua
Betapa bahagianya ketika penilaian diri merasa rendah, dalam penilaian orang dianggap tengah-tengah, tapi di sisi Allah jadi yang paling mulia. Manusia yang hebat adalah mereka yang telah berhasil menghebatkan orang lain. Orang sukses adalah orang yang gemar menyukseskan pribadi lain.
Ada banyak pilihan yang bisa kita ambil ketika menghadapi orang yang melukai jiwa. Kita bisa menyimpan dendam di dalam dada, atau memilih untuk menjadi pribadi pemaaf yang melepas segala kesalahan yang dilakukan orang pada diri kita. I am the captain of my soul.
Kejujuran itu mencerminkan hampir keseluruhan akhlak 💚
Bagian Ketiga
Jiwa yang tenteram takpunya banyak ambisi keduniaan. Hatinya tenang dalam kesederhanaan. Hidup kita menjadi tidak lagi berpanjang angan dan neko-neko. Takut pada kematian adalah kebodohan akal. Sikap yang tepat bukanlah menakutkan kehadirannya, tapi bagaimana mempersiapkan kematian dengan indah. Husnul khatimah adalah dambaan semua muslim yang mengerti tentang makna kematian yang indah.
![]() |
Sumber: https://zhanglab.c2b2.columbia.edu/index.php/Giving |
Sumber Foto: https://www.qiteplanguage.org/majalah Nowadays, technology is required in the learning process. The integration of technology i...